“ Sejarah Abjad dan Pembabakan
Peradaban Manusia”
Pada awalnya manusia menggunakan bahasa gambar untuk
berkomunikasi sebelum mereka mengenal bahasa tulis. Bangsa Afrika dan Eropa mengawali
pada tahun 3500-4000 sebelum Masehi dengan membuat lukisan di dinding gua
sebagai cara untuk berkomunikasi. Namun karena adanya kemajuan zaman dan
berkembangnya cara berkomunikasi melalui tanda dan gambar. Manusia pun mulai
mengenal adanya abjad atau alphabet. Dengan adanya bahasa tulis tentunya dapat
memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Bahasa tulis itu sendiri berupa
alphabet, alphabet sangat sederhana dan terbatas. Istilah alphabet sendiri
berasal dari singkatan 2 huruf pertama dalam sistem alphabet Yunani, yaitu Alpha
dan Beta (Mario Pei, 1971). Alphabet yang kita kenal sekarang ini
pertama kali dikembangkan oleh bangsa Mesir kuno. Sistem penulisan mereka
disebut hieroglyphyc, yang artinya tulisan para pemuka agama. Dalam sistem ini
lambang/gambar dipergunakan untuk menyatakan objek/ide-ide. Selanjutnya bangsa
Mesir juga menggunakan lambang/simbol untuk menyatakan sebuah huruf, contohnya:
air disebut nu, dan dinyatakan dengan lambang riak/gelombang. Selanjutnya
mereka menggunakan lambang ini untuk lambang bunyi suara n, yakni bunyi huruf
pertama dari kata (dalam bahasa mereka) untuk menyatakan air. Setelah masa itu
datanglah bangsa Phonecia, yang mengembangkan sistem alphabet yang sebenarnya,
dimana huruf-huruf dipergunakan sebagai lambang bunyi. Huruf-huruf tersebut
kebanyakan diambil dari huruf Mesir, tetapi beberapa diantaranya berbeda.
Kemungkinan perbedaan ini diambil dari sistem penulisan bangsa Syira. Sistem
alphabet bangsa Phonecia memiliki 19 huruf dan tidak memiliki huruf hidup.
Bangsa Yunani kemudian mengadaptasi sistem alphabet ini ke dalam struktur
anatomi huruf yang lebih teratur dengan menerapkan bentuk-bentuk geometris.
Perkembangan yang terpenting dari sistem alphabet ini adalah penerapan pola
membaca dari arah kiri ke kanan (Alphabet Phoenician dari kanan ke
kiri).
Sejumlah besar bangsa-bangsa,
termasuk bangsa Yunani mengadopsi sistem alphabet Phonecia. Bangsa Yunani
membuat beberapa perubahan dan menambahkan sejumlah huruf vokal ke dalamnya.
Sistem alphabet Yunani ini memiliki 24 huruf. Beberapa (lambang) huruf
diantaranya sama seperti yang kita pergunakan sekarang, misalnya huruf N (Nu)
dan O (Omicron). Setelah bangsa Yunani selesai mengembangkan sistem
alphabetnya, bangsa Romawi mengadopsinya. Mereka juga membuat beberapa
perubahan. Mereka menambah dan menghapuskan beberapa huruf dan mengubahnya
dengan bentuk huruf yang berbeda. Alphabet Romawi terdiri atas 23 huruf, 3
huruf U, W dan J yang ditemui dalam sistem alphabet kita merupakan tambahan.
Huruf U dan W dibuat dari huruf Romawi V yang melambangkan bunyi dari kedua
suara tersebut, dan J dari huruf Romawi I. Romawi menaklukkan banyak negara dan
oleh karena itulah metode penulisan mereka tersebar luas sampai ke negara kita sekarang
ini.
Sistem alphabet kemudian terus
berkembang hingga akhirnya bangsa Romawi menyempurnakan ke dalam bentuk huruf
yang sebagaimana kita kenal dan gunakan sekarang. Huruf adalah bentuk visual
yang dibunyikan sebagai kebutuhan komunikasi verbal (Mario Pei, 1971).
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Huruf Roman atau yang sering kita sebut sebagai huruf
latin memiliki jumlah 26 huruf yang diterapkan sejak abad pertengahan dan
digunakan sebagai alphabet dalam bahasa Inggris kontemporer.
Alphabet merupakan bagian terkecil dari sebuah bahasa,
jadi alphabetlah yang mengawali adanya penulisan bahasa. Meskipun kemunculan
bahasa lebih dahulu dibandingkan alphabet, tapi penulisan bahasa tidak akan
terjadi tanpa ditemukannya alphabet. Jadi penemuan alphabet sangat besar pengaruhnya
untuk sistem penulisan bahasa di dunia. Alphabet diawali dengan gambar-gambar,
kemudian diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana. Perubahan dilakukan
berkali-kali hingga akhirnya sampai pada sistem alphabet yang kita kenal hingga
saat ini. Mungkin beberapa tahun ke depan akan terus ada perubahan atau
perkembangan yang terjadi pada sistem alphabet. Hal ini juga disesuaikan dengan
perkembangan jaman.
PEMBABAKAN PERADABAN
MANUSIA
Dalam perkembangan zaman terdapat pembabakan
atau periodisasi peradaban manusia, salah satunya adalah Alvin Toffler. Menurut
Toffler, peradaban manusia terdiri dari tiga zaman. Pertama adalah zaman
pertanian, zaman industri, dan yang ketiga adalah zaman informasi. Zaman
pertanian mencakup aktivitas manusia sejak mulai berburu dan meramu, sampai
dengan bertani menetap. Berubahnya aktivitas food gathering menjadi food
producing. Revolusi industri yang dilanjutkan dengan dibangunnya pabrik-pabrik
berskala menengah dan besar, adalah wilayah kajian zaman industri. Zaman ini
mulai ditandai dengan adanya perubahan, yaitu tenaga manusia digantikan oleh
mesin. Berbagai sektor kehidupan baru secara massal bermunculan, seperti
bisnis, transportasi, dan pendidikan. Tahun 2000, zaman informasi telah
mengguncang dunia, bahkan lebih dahsyat dari yang pernah dibayangkan. Zaman
informasi ini, menegaskan bahwa jarak geografis tidak lagi menjadi faktor
penghambat dalam hubungan antara manusia atau antar lembaga usaha. Berbagai
informasi dapat diakses dengan mudah sekaligus cepat. Setiap perkembangan dapat
diikuti dimanapun berada. Istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead”
makin lama makin nyata kebenarannya. Zaman informasi menyebabkan jagad ini
menjadi suatu “dusun semesta” atau “global village”. Zaman informasi yang sudah
berkembang sedemikian rupa seperti sekarng ini, hanya mungkin dengan adanya
dukungan teknologi. Teknologi inilah yang menyampaikan beragam dan banyak
informasi. Teknologi telematika (selama beberapa dasawarsa ini) telah
berkembang sehingga mampu menyampaikan (mentransfer) sejumlah besar informasi. Sementara
itu, di Indonesia, perkembangan telematika masih tertinggal apabila
dibandingkan dengan negara lain. Cina misalnya, kini sudah dapat mendahului
republik ini dalam hal aplikasi komputer dan internet, begitupula Singapura,
Malaysia, dan India yang jauh meninggalkan Indonesia. Tampaknya masalah
political will pemerintah yang belum serius, serta belum beresnya aturan
fundamental adalah penyebab kekurangan tersebut. Contoh nyatanya ialah
penutupan situs porno dan situs yang menyajikan film fitnah menyusul dengan
disetujuinya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik pada medio 2007
dan awal tahun 2008, oleh Departemen Komunikasi dan Informasi. Keadaan ini
merupakan realitas objektif yang terjadi di Indonesia sekarang, tidak termasuk
wilayah yang belum tersentuh teknologi telematika, semisal Indonesia Timur yang
masih terbatas pasokan listrik. Amat mungkin, beberapa bagian dari wilayah tersebut
belum mengenal telematika. Seperti apa wujud Indonesia di masa depan yang
terkait dengan telematika, bergantung pada kenyataan sekarang. Selanjutnya masa
sekarang ini, dibangun oleh hasil dari perjalanan masa lalu. Untuk yang
disebutkan terakhir inilah, makalah ini dihidangkan. Sebagai usaha membuat
tulisan sejarah, yang lebih cocok dikategorikan sebagai sebuah tulisan
rintisan, boleh jadi akan bersifat subyektif. Dengan demikian, undangan untuk
mengembangkan gagasan baru yag lebih segar (up to date) adalah suatu
keniscayaan.
0 komentar:
Posting Komentar